Setiap orang pasti punya impian. Besar atau kecil, cita-cita itu adalah semacam cahaya yang memandu langkah kita untuk terus bergerak maju, bahkan saat jalan terasa berat dan penuh rintangan.
Aku sendiri sedang berada di titik awal menuju salah satu impianku: melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Walaupun sampai sekarang aku masih belum yakin akan berkuliah di mana, aku percaya bahwa Tuhan sedang membimbing langkahku ke tempat yang tepat.
✨ Doa: Jembatan Antara Hati dan Langit
Dari kecil, aku selalu diajarkan bahwa doa bukan sekadar permintaan. Doa adalah bentuk percaya, berserah, sekaligus penguatan batin. Di sekolahku dulu, SMAK Santo Aloysius Palangka Raya, kami rutin melakukan pembinaan rohani dan misa. Dari situ aku belajar bahwa setiap langkah hidup akan lebih tenang dan terarah ketika disertai doa.
Saat aku merasa bingung, khawatir, atau takut gagal, aku menenangkan diri dengan berdoa. Mungkin tidak semua hal langsung terjawab, tapi yang pasti: hatiku jadi lebih kuat dan yakin untuk terus berusaha.
🔥 Ketekunan: Kunci yang Tidak Pernah Mengkhianati
Tentu, doa saja tidak cukup. Aku percaya bahwa ketekunan adalah bentuk nyata dari iman. Aku berusaha terus belajar, ikut try out, baca info kampus, tanya sana-sini, dan tidak berhenti mencari jalan. Kadang capek, kadang down — apalagi kalau merasa tidak secepat teman-teman lainnya. Tapi aku selalu ingat, setiap orang punya waktu dan prosesnya sendiri.
Selama kita terus berusaha dengan hati yang tulus dan penuh niat baik, aku yakin jalan itu akan terbuka. Bahkan jika tidak sesuai rencana awal, pasti akan tetap sesuai rencana Tuhan.
💬 Untuk Kamu yang Sedang Berjuang
Karena pada akhirnya, cita-cita yang diraih lewat doa dan ketekunan, akan terasa jauh lebih bermakna.


0 Komentar